Perbanas Institute Gelar Konferensi Internasional Mendorong Inovasi untuk Ekonomi Digital Berkelanjutan

Perbanas Institute menyelenggarakan The 3rd Perbanas International Conference on Economics, Business, Management, Accounting and IT (Proficient) 2025 pada Selasa (29/7) di Auditorium Perbanas Jakarta secara hybrid. Mengusung tema “Innovating for Sustainable Development and Digital Economy Advancement,” konferensi ini menjadi sarana strategis untuk mendorong sinergi lintas sektor dalam menjawab tantangan pembangunan berkelanjutan dan transformasi digital global. Konferensi ini tidak hanya memperluas jejaring akademik, tetapi juga menjadi panggung penting bagi inovasi lokal untuk tampil dan diapresiasi di tingkat internasional.

Acara diawali dengan sambutan dari Rektor Perbanas Institute, Prof. Dr. Ir. Hermanto Siregar, M.Ec., yang menekankan pentingnya peran pendidikan tinggi dalam menjembatani ilmu pengetahuan dengan kebutuhan nyata masyarakat. Menurutnya, perguruan tinggi tidak hanya menjadi pusat keilmuan, tetapi juga harus menjadi agen perubahan yang mampu membentuk ekosistem ekonomi yang tangguh dan berkelanjutan. Ia menegaskan bahwa keberlanjutan tidak bisa lagi dipisahkan dari strategi pertumbuhan, dan pendidikan tinggi harus turut berkontribusi aktif dalam proses tersebut.

Sebagai pembicara utama, Direktur Kelembagaan Kemendikbudsaintek RI, Prof. Mukhamad Najib, Ph.D., menyampaikan bahwa pembangunan berkelanjutan membutuhkan kolaborasi kolektif antara pemerintah, dunia usaha, dan perguruan tinggi. Ia menambahkan bahwa kolaborasi lintas sektor merupakan fondasi dari ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan, serta mengapresiasi langkah nyata Perbanas Institute melalui penyelenggaraan konferensi ini.

Gagasan mengenai pentingnya sinergi lintas sektor untuk mendukung pembangunan berkelanjutan juga mencuat dalam sesi panel diskusi yang menghadirkan tokoh-tokoh dari dunia industri dan pembangunan internasional. Jenny Wiriyanto, Direktur Utama Hibank, menekankan pentingnya inklusi finansial berbasis digital sebagai motor pertumbuhan ekonomi. Ia menjelaskan bagaimana digital onboarding, AI-based credit scoring, dan integrasi ke platform sosial dapat membuka akses keuangan yang lebih luas, terutama bagi masyarakat di akar rumput. Ia juga menegaskan bahwa inovasi keuangan harus memperhatikan keberagaman karakteristik pengguna.

Dalam kesempatan yang sama, Lindawati Octaviani, Direktur Keuangan SeaBank, mengungkapkan peran penting sektor perbankan dalam mendukung program ESG dan pembiayaan hijau. Ia menyatakan bahwa SeaBank kini menempatkan prinsip keberlanjutan sebagai bagian integral dalam setiap keputusan investasi, dengan harapan dapat mendorong praktik keuangan yang lebih bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan. Selain itu, digital banking dinilainya mampu mempercepat akselerasi green finance di Indonesia.

Panel juga menghadirkan Nouy Vilaisy, praktisi dari FLIP Project di bawah naungan Global Partnership for Education di Laos, yang menyoroti pentingnya literasi digital dalam memperkuat kapasitas komunitas lokal dan pelaku UMKM. Ia menyampaikan bahwa pemberdayaan masyarakat tidak cukup hanya dengan menyediakan akses teknologi, tetapi juga harus memastikan bahwa masyarakat memiliki pemahaman dan keterampilan untuk memanfaatkannya secara optimal. Ia memberikan contoh inisiatif digital inclusion di wilayah pedesaan Amerika dan Asia Tenggara, yang berbasis pada pendekatan komunitas guna memaksimalkan dampak sosial teknologi.

Selain sesi seminar dan diskusi, konferensi ini juga menghadirkan dua program utama lainnya, yakni Call for Papers dan Community Service Presentation. Tercatat sebanyak 72 makalah riset dan 20 makalah pengabdian masyarakat dipresentasikan dalam sesi paralel yang diselenggarakan secara hybrid. Topik-topik yang diangkat mencakup berbagai isu terkini seperti fintech, blockchain, pemasaran digital, kecerdasan buatan, tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), hingga pengembangan desa cerdas.

Melalui Proficient 2025, Perbanas Institute menegaskan komitmennya sebagai institusi pendidikan tinggi yang adaptif terhadap perubahan zaman. Dengan menjembatani dunia akademik dan praktik industri, konferensi ini diharapkan dapat melahirkan pemikiran strategis yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi digital yang adil, inklusif, dan berkelanjutan.